Selasa, 27 Oktober 2009
Endang Rahayu S Masihkah Meiliki Jiwa Nasionalisme?
Kandidat calon menkes tidak hanya Endang tapi mengapa SBY masih memilih Endang sebagai Menkes?. Masih ada Nila Djuwita Moeloek yang sejak tahun 2004 sudah dilirik SBY untuk menempati posisi Menkes, selain memiliki keunggulan di bidang yang ditekuninya Nila juga tidak memiliki catatan hitam dalam karier dan kehidupannya.
Kontroversi seputar pengangkatan Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dalam Kabinet Indonesia Bersatu terus Bergulir. Kontroversi yang muncul disebabkan antara lain mengenai
1.Laboratorium Naval Medical Research Unit-2 (NAMRU-2)
Isu penunjukan Endang berkaitan dengan kepentingan AS dijawab dengan program kerja. Alumnus Hardvard School of Public Health, Boston, itu mengatakan NAMRU-2 telah ditutup sesuai dengan kebijakan Siti Fadilah saat menjabat Menkes. Namun Endang menegaskan, kerjasama medis dengan AS tetap dilanjutkan lagi bentuknya adalah lembaga Indonesia-United States Center For Medical Research (IUC).
Secara kasat mata memang benar kedua lembaga ini berbeda, dari namanya saja sudah berbeda, NAMRU-2 dibawah naungan Militer sebut saja bagian dari militer sedangkan IUC adalah lembaga kesehatan sipil. Sejak NAMRU-2 berdiri tidak banyak sumbangsih kesehatan yang Indonesia dapat, justru dengan munculnya NAMRU-2 angkatan Laut AS dengan seenaknya melewati batas-batas wilayah NKRI dengan mudah. Begitu banyak keganjilan terhadap Lembaga tersebut, lembaga kesehatan yang penjagaannya sama ketatnya dengan penjagaan di Kedubes.
NAMRU-2 sebut saja sebagai episode terdahulu, namun sekarang kita dihadapkan oleh lembaga baru IUC yang merupakan program kerja dari Endang. Bisa dikatakan NAMRU-2 memang sudah ditutup malah diteruskan dengan IUC itu bisa menjadi NAMRU baru. Kerjasama tersebut sangat berbahaya karena pihak-pihak yang ada didalamnya dapat membawa virus keluar masuk tanpa pemeriksaan. Hal tersebut memberikan kemungkian membuat jenis penyakit baru yang sulit disembuhkan.
Saat ini negara maju mengincar virus dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Virus menjadi lahan bisnis yang menjanjikan karena banyak uang yang dapat dihasilkan dari bisnis vaksin. Jika sudah mempunyai virus, dapat dibuatkan vaksinya. Vaksin itu bisa dijual dengan harga mahal. Dari virus yang ada dapat dibuat jenis penyakit baru dan vaksinya dijual lagi. Karena itu, masyarakat Idonesia harus waspada. Sebab jauh lebih baik jika lembaga swadaya masyarakat membentuk lembaga penelitian khusus agar sampel virus tidak bocor dan jatuh ketangan yang salah. Kalau bocor dan sudah direkayasa akibatnya akan jauh dari kondisi awal.
Indonesia adalah negara yang kaya akan generasi-generasi muda yang pintar dan cerdas, jadi tanpa harus kerjasama dengan IUC saya sangat yakin generasi-generasi muda Indonesia dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan yang ada di Indonesia.
2.konflik antara Endang Rahayu dengan mantan Menkes Siti Fadilah,
konflik yang terjadi antara Endang Rahayu degan mantan Menkes Siti Fadilah terjadi saat Siti Fadilah masih menjabat Menkes. Konflik itu terjadi karena Endang pernah membawa virus ke Hanoi, Vietnam tanpa izin dari otoritas Depkes. Ini merupakan satu bukti bahwa virus dapat keluar masuk Indonesia dengan mudah tanpa adanya pemeriksaan khusus. Dan juga terbukti Endang telah melupakan peraturan dan kode etik dengan membawa virus tersebut tanpa izin
3.penunjukan Endang yang terkesan tiba-tiba,
seperti diketahui, Endang Rahayu terpilih menjadi Menkes disaat-saat terakhir. Calon sebelumnya yang sudah audisi ke Cikeas adalah Nila Djuwita Moeloek.
Penggantian Nila terjadi beberapa jam menjelang pengumuman nama-nama calon menteri yang akan bekerja di KIB II di Istana Negara. Sebelumnya Nila telah mengikuti proses wawancara serta uji kepatutan dan kelayakan di kediaman SBY di puri Cikeas Indah, Bogor. Nila juga telah mengikuti tes pemeriksaan kesehatan dan kejiwaan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Sebelum diangkat sebagai menteri Endang belum melakukan check up kesehatan fisik secara lengkap, tim dokter hanya melakukan wawancara berdasarkan tes kesehatan terakhir yang dimiliki Endang. Mengapa ada perlakuan khusus untuk Endang?
4.pengangkatan Endang menjadi menteri melewati batas-batas karir pegawai negeri,
menimbulkan kecurigaan bahwa Endang itu pejabat eselon dua yang dikabarkan dekat dengan NAMRU tapi diangkat menjadi Menkes. pengangkatan Endang menjadi menteri melewati batas-batas karir pegawai negeri, karena Endang yang juga mantan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Depkes, melompati para atasanya. Ini merupakan pelecehan karir terhadap pegawai negeri. Lompatannya terlalu besar.
5.dan point yang terpenting adalah seberapa besar jiwa nasionalisme Endang terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia?.
Kontroversi terhadap Menkes Endang seperti yang telah saya paparkan pada point 1 sd 4, hanya dapat ditepis oleh satu hal yaitu “NASIONALISME”. Jika Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih tidak lagi ingin dihujat hanya satu hal yang harus dilakukan. Endang harus membuktikan pada masyarakat Indonesia kalau dia memang memiliki jiwa nasionaiisme yang tinggi dengan cara melakukan yang terbaik untuk NKRI dan bukan sebagai titipan AS. Tapi apakah pemerintahan adalah sebuah ajang uji coba jiwa nasionalisme seseorang?. Menurut saya lebih baik dilakukan resufle cabinet dan mengganti Endang dengan kandidat yang lain. Calon Menkes yang sudah terbukti keunggulannya dan juga yang pasti memiliki jiwa Nasionalisme yang tinggi. Sudah terlalu banyak segala hal tentang Indonesia dijual demi kepentingan pribadi namun merugikan negara. Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!! (SM)
Langganan:
Postingan (Atom)