Miaw . . . adalah panggilan kesayangan to kami berdua. Aku sering memangginya dengan sebutan miaw, begitupun dengan dia, dia memanggilku dengan panggilan miaw. Dia lah sepupu aku, eny ratnawati, dikesibukan kami masing-masing kami selalu berusaha to menyempatkan bertemu. Bagi kami berdua kebahagiaan itu sangat sederhana, sampai sederhananya kami terkadang tertawa dan merasa aneh dengan orang-orang yang banyak menghabiskan uang untuk sekedar mendapatkan apa yang mereka sebut kebahagiaan. Dengan cuman sekedar berenang di GOR atau hanya sekedar minum es dawet or es kelapa muda itupun sudah membuat kami bahagia. Sesederhana itu kami mendapatkan kebahagiaan dengan bertemu dan bercerita, dan di saat kelelahan dan kepanasan pun kami masih bisa menikmati kata bahagia. Seperti saat harus mengambil begitu banyak laporan akhir mahasiswa UT, kami mengambil laporan akhir tersebut di Tenggarong tepatnya pada hari minggu, satu hari setelah jambatan Kutai Kartanegara runtuh. Perjalanan yang kami tempuh hanya menggunakan sepeda motor, perjalanan makin jauh karena jembatan Kukar runtuh, terik matahari yang sangat menyengat dan kami hampir terjatuh dari motor, tapi kami tetap bisa tertawa dan merasa sangat bahagia. Setelah sampai di Samarinda dan telah menyerahkan Laporan Akhir tersebut ke kampus, Miaw mengantarkanku ke Tepian Mahakam karena di sana yayang udah menanti untuk mancing bareng di tepian mahakam. Begitu sederhananya untuk mendapatkan kebahagiaan, so buat siapa aja yang lagi mencari kebahagiaan sebenarnya kebahagiaan tidak untuk dicari tetapi kabahagiaan itu ada pada diri kita sendiri. Kita lah yang menciptakan kebahagiaan, so mari kita tebarkan kebagaiaan . . . .
Miaw . . . semoga hubungan yang terjalin baik sampai saat ini akan terus terjalin sampai kapan pun . . .